24 September 2023

PEMDES NGANCAR BEKERJASAMA DENGAN PUSKESMAS PLAOSAN SOSIALISASI TBC GUNA PENCEGAHAN PENULARAN

Meski belum pernah dilakukan pemeriksaan secara khusus, kecurigaan adanya warga Magetan, yang menderita penyakit TBC mulai muncul. Hal ini dikarenakan adanya warga yang batuk-batuk lebih dari 2-3 minggu dan kemaren telah dirujuk 1 orang warga ke RSUD dr. Sayidiman. Meski belum dinyatakan positif TB, namun kewaspadaan terhadap adanya penularan penyakit TBC tetap diperlukan.   Sebagai upaya awal, Desa Ngancar Kecamatan Plaosan  bekerjasama dengan puskesmas Plaosan mengadakan Sosialisasi tentang Penyakit TBC kepada masyarakat desa Ngancar yang diikuti oleh tokoh masyarakat, Pokja dan Kader Kampung KB.   Kepala desa Ngancar Sarni,ST, dalam sambutanya mengatakan, kegiatan sosialisasi ini penting dilakukan mengingat TBC adalah salah satu jenis penyakit yang berbahaya dan tergolong penyakit menular. dan sekarang Indonesia menempati urutan ke 2 se Dunia.   Faktor resiko yang masih tinggi itu, pada umumnya dilatarbelakangi minimnya pengetahuan masyarakat tentang seluk beluk penyakit TBC. Sebagian besar mereka belum bisa membedakan antara penyakit TBC dan bukan. “Ironinya, masyarakat sering menyamakan semua jenis penyakit batuk,” tambahnya.   Ketidaktahuan masyarakat terhadap TBC ini juga melahirkan sikap yang keliru. Salah satu contoh, jika mereka terserang batuk, mereka tidak berinisiatif memeriksakan diri ke petugas kesehatan, sampai akhirnya, kondisi penyakitnya semakin parah. Contoh yang lain adalah perilaku kurang perhatian terhadap faktor-faktor penyebab yang dapat menimbulkan penyakit mematikan itu.   Bertolak dari kondisi itulah, Desa Ngancar bekerjasama dengan  Puskesmas Plaosan menempatkan kegiatan sosialisasi TBC sebagai salah satu bagian penting dalam upaya penanggulangan penyakit TBC.    Dalam penjelasannya, narasumber meminta masyarakat agar mengenali seluk beluk penyakit TBC. Pengenalan penyakit merupakan langkah awal untuk dapat membuat tindakan yang tepat dalam mengantisiapsi berkembangnya penyakit TBC.   Lebih lanjut,  menjelaskan tentang TBC sebagai jenis penyakit yang sangat mudah menular. Penyakit ini disebabkan kuman atau baksil mycobacterium tuberculosis. “Proses penularanya melalui udara,” jelasnya.   “Jika ada penderita TBC yang berbicara, meludah, batuk atau bersin, maka kuman TBC yang berada di dalam paru-paru akan ikut keluar dalam percikan dahak melalui udara. Dan bila percikan kuman itu dihirup orang lain, kemungkinan bisa tertular,” paparnya lebih lanjut.   Bidan Lia juga menjelaskan secara gamblang bahwa tidak semua batuk adalah TBC. Ada tanda-tanda penyakit TBC yang perlu diwaspadai, antara lain batuk berdahak 3 minggu atau lebih, dahak yang keluar kemungkinan bercampur darah, serta nafas terasa sesak dan dada tersa nyeri. Selain itu, penderita mengalami demam lebih dari sebulan, berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan aktivitas apapun, selera makan berkurang, dan berat badan menurun.   Guna mengantisipasi berkembangnya penularan penyakit TBC ini, ada beberapa tindakan yang mesti dilakukan, diantaranya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti tidak merokok, tidak meminum minuman yang berakohol, serta menjemur tikar dan kasur secara teratur. Ventilasi udara di rumah sebaiknya juga cukup dengan membuka jendela dan korden. Selain itu, perlu meningkatkan kebersihan lingkungan dan sanitasi.
SARNI, ST (KEPALA DESA)    SAELAN (KAUR TATA USAHA & UMUM)    KOSO (KASI PELAYANAN)    YATNO (KASI KESEJAHTERAAN)    MARDI (KAUR PERENCANAAN)    AGUS SUWANDONO (KAMITUWO CEMOROSWU)    EKO PRASETYO (KAMITUWO NGANCAR)    KARMINI (KAUR KEUANGAN)    RIZA NIPA PRATININGSIH (STAFF)    DIDIK RIYANTO TAUFIK UMAR (KASI PEMERINTAHAN)    AGUS SULISTIONO, S.H (SEKRETARIS DESA)